Lensa prime (fixed)
lensa fix memiliki pembesaran gambar dan sudut pandang yang tidak dapat dirubah.. contohnya : lensa 14mm f/2,8 dan lensa 50mm f/1,4
lensa fix
Lensa zoom (vario)
ensa vario memiliki perbesaran gambar dan sudut pandang yang dapat dirubah tanpa harus mengganti lensa
contohnya :
lensa 18-70mm f/3,5-3,4
lensa 18-135mm f/3,5-5,6
lensa 70-200mm f/2,8
sedangkan lensa vario ini dibagi menjadi 3 menurut panjang fokus lensa, yaitu:
1. lensa sudut lebar (lensa wide)
memiliki focal length lensa antara tidak terbatas sampai 28mm,
(+) mengambil sudut pandang yang lebih luas , ruang tajam lebih luas
(-) Barrel distortion cukup tinggi, sehingga kurang cocok untuk
pemotretan model, karena mengakibatkan bagian tubuh model seperti lebih
besar..
2. Lensa Normal
memiliki focal length 35-70mm, memiliki sudut pandang +- sama dengan sudut pandang manusia (+- 45 derajat)
(+) tidak ada distorsi
(-) biasa saja (tidak istimewa)
lensa ini cocok untuk dokumentasi / foto bersama
3. Lensa Tele
Lensa ini memiliki focal length antara 80mm- tak terbatas lensa ini merupakan kebalikan dari lensa wide
(+) mendekatkan objek yang jauh
(-) ruang tajam lebih sempit, pinchusion distortion
lensa ini cocok untuk pemotretan model, olah raga, konser, paparazzi
lensa zoom
selain lensa2 diatas ,ada juga lensa khusus seperti berikut gan:
1. Lensa Makro
memiliki jarak fokus yang dekat. memiliki kemampuan perbesaran gambar
lebih besar dari pada lensa2 lain. biasanya memiliki perbesaran 1:1
(contoh: benda dg tinggi 1cm akan terekam dengan tinggi 1cm juga pada
sensor). Lensa ini dipakai untuk pemotretan benda2 kecil
2. Lensa PC (Perspective Correction)
Memiliki kemampuan untuk mengoreksi perspektif, biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur
3. Lensa Fish eye
lensa ini memiliki sudut pandang 180 derajat dan biasanya panjang focal
lenghtnya 16mm. lensa ini menghasilkan efek seperti mata ikan memandang
(cembung)
Filter Lensa
1. filter wajib
filter UV: untuk menyaring sinar UV yang tidak kasat mata. fungsi lainnya untuk melindungi lensa dari debu, dsb
2. filter tambahan
- filter ND (neutral Density) Gradual, Non-Gradual, Half
Gradual: filter ND yang setengah bagiannya lebih gelap dg gradasi
Non-Gradual : Filter ND yang semua bagiannya lebih gelap
Half: filter ND yang setengah bagiannya gelap tanpa Gradasi.
- filter CPL (Circural Polarizer)
fungsinya:
1.membuat langit biru lebih gelap
2. mampu mengurangi pantulan cahaya berlebih dari permukaan yang memantul seperti kaca, plastik, atau air
3. meningkatkan saturasi (ketajaman warna)
4. menurunkan density
filter
perbedaan foto sebelum dan setelah menggunakan filter ND
perbedaan foto sebelum dan sesudah menggunakan filter CPL
Ruang Tajam (Depth of Field)
1. Bukaan Diafragma
semakin kecil bukaan yang digunakan, maka semakin luas ruang tajam yang
dihasilkan dan sebaliknya, makin besar bukaan diafragma yang digunakan,
maka semakin sempit ruang tajamnya
2. Focal Length Lensa
semakin panjang focal length lensa yang digunakan makan semakin sempit ruang tajamnya. begitu juga sebaliknya.
3. Jarak Pemotretan
semakin jauh jarak pemotretan antara objek dan kamera maka ruang tajam
akan semakin luas, sabaliknya jika jarak pemotretan semakin dekat maka
ruang tajam akan semakin sempit
4. Besar Ukuran Fisik Sensor
Semakin besar ukuran fisik sensor, maka semakin sempit ruang tajamnya.
(hal ini menjelaskan mengapa lebih sulit untuk mendapatkan ruang tajam
yang sempit pada kamera2 ‘pocket’, lebih mudah pada kamera DSLR dengan
crop factor, dan paling mudah pada DSLR full frame atau kamera fil
analog)
paling kiri atas bukaan diafragma paling besar paling kanan bukaan diafragma paling kecil
paling kiri bawah ruang tajam paling sempit paling kanan ruang tajam paling luas
Exposure, Shutter speed, ISO
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan pencahayaan (exposure) yang cukup bagi sebuah foto, yaitu:
Aperture/diafragma (f), Shutter speed (t), ASA/ISO
1. Aperture/ diafragma
diafragma merupakan lubang yang terdapat di dalam lensa. Fungsinya
adalah mengatur besar kecilnya intensitas cahaya yang masuk melauli
lensa. dalam hal ini diafragma bekerja sama dengan shutter speed (t).
diafragma bisa digambarkan seperti jendela atau keran air, dimana makin
besar lubang, makin banyak cahaya yang masuk.
2. Shutter Speed
Shutter Speed/kecepatan Rana untuk mengatur lamanya cahaya yang masuk
melalui difragma lensa. Disamping berfungsi mendapatkan exposure yang
tepat, shutter speed juag berfungsi untuk mendapatkan efek gerak
(blurring panning, zooming). kecepatan dinyatakan dalam satuan 1/detik.
3. ISO/ASA
ISO(International Standard Organization) atau dlu disebut ASA (American
Standard Association) merupakan ukuran kepekaan suatu film atau sensor
digital (CCD-Charged Coupled Devices)/(CMOS-Complimentary Metal Oxide
Semiconductor) terhadap cahaya. ISO juga mempengaruhi grain atau
butiran2 pixel pada foto, semakin besar ISO ,maka makin besar
butiran2/grain.
Suhu Warna
Cara mata manusia dalam
mempersepsikan warna tidak sama dengan kamera. Perbedaan hasil antara
apa yang dilihat oleh mata dan kamera berhubungan dengan suhu warna yang
dipancarkan oleh sumber cahya. ada 3 macam suhu warna yang biasanya
kita temui, yaitu :
Tungsten , Daylight, dan Fluorescent
Perbedaannya
1. Tungsten
dengan sumber cahaya Tungsten hasil foto kekuning2an – kemerah2an
2. Daylight
hasil foto akan normal seperti apa yang tampak
3. Flourescent
hasil foto akan kebiru kehijauan
makin tinggi suhu cahaya warna yang dipancarkan maka hasil
fotonya akan semakin kebiruan. semakin rendah suhu warna cahaya, akan
semakin kemerahan hasil fotonya.
Light Meter
alat yang berfungsi untuk mengukur pencahayaan yang diperlukan untuk pemotretan, atau bisa juga disebut exposure meter.
pada light meter terdapat beberapa pola pengukuran, antara lain:
1. Spot Metering
pengukuran hanya dilakukan pada titik tertentu. wilayah pengukuran lebih
sempit sehingga diigunakan untuk mengukur cahara secara detil.
2. Centereweighted metering
sensitivitas light meter dipusatkan di tengah2 bidang pandang pada view
finder. bidang pengukuran sedikit lebih luas dibandingkan dengan pola
pengukuran spot matering.
3. Multipattern/multisegmented metering
pengukuran dilakukan dengan mengambil nilai rata2 dari cahaya yang ada
M, A , S , P pada kamera
M – Manual
f,t, dan ISO diatur sesuai keinginan fotografer. tetapi bila Flash
digunakan, maka flash akan tetap otomatis, kecuali agan mengaturnya
secara manual.
A- Aparture Priority
fotografer mengatur f, maka t mengikuti secara otomatis
S – Shutter Priority
Fotografer mengatur Shutter Speed maka f mengikuti
P – Mirip dengan fungsi auto
bedanya kamera mengatur f dan t; tapi fotografer dapat mengubah keduanya
sesuai dg interval yang disediakan kamera dan juga fotografer masi bisa
mengatur parameter lain (seperti ISO, WB,dll)
Modus Otomatis
kamera menetukan f, t, dan ISO secara otomatis. sebagian besar kamera
akan mengaktifkan flash secara otomatis ketika tingkat pencahayaan
begitu rendah, tidak peduli situasi pemotretan yang dihadapi.
Related Posts :
- Back to Home »
- informasi , Photografi »
- Ilmu Dasar Dalam Fotografi & Istilah-Istilah Penting